Pengertian Komunikasi
Komunikasi (Communis :bahasa Inggrish) adalah suatu penyampaian pesan yang bertujuan untuk membuat sama persepsi atau arti antara komunikator dan komunikan.
Hovland dalam Effendy (2005), Komunikasi adalah proses individu mengirim stimulus yang biasanya dalam bentuk verbal untuk mengubah tingkah laku orang lain.
Komunikasi adalah “proses atau tindakan menyampaikan pesan (message) dari pengirim (sender) ke penerima (receiver), melalui suatu medium(channel) yang bisa mengalami gangguan (noice).
Komunikasi menjadi salah satu penyebab utama kegagalan dalam keselamatan pasien. Masalah komunikasi diistilahkan dengan gagalnya system, yaitu peran perawat tidak terjalankan mulai dari serah terima pasien, pencatatan di dokumen pasien, catatan kasus dan laporan kejadian.
Untuk menanggulagi atau meminimalkan kesalahan yang menimbulkan masalah timbulnya kasus keselamatan pasien di perlukan penerapan Komunikasi efektif.
Metode Komunikasi Efektif Keselamatan Pasien
Komunikasi yang efektif menurut Effendy (2005) adalah
1. Komunikasi yang berhasil menyampaikan pikiran dengan menggunakan perasaan yang disadari.
2. Komunikasi yang berusaha memilih cara yang tepat agar gambaran dalam benak dan isi kesadaran dari komunikator dapat dimengerti, diterima bahkan dilakukan oleh komunikan.
Prinsip komunikasi efektif
Untuk menghasilkan komunikasi yang efektif, ada lima prinsip yang harus dipahami. Lima prinsip tersebut disingkat dengan REACH, yaitu Respect, Empathy, Audible Care, dan Humble. Lima prinsip komunikasi yang efektif itu adalah sebagai berikut:
a. Respect Respect adalah sikap menghargai setiap individu yang menjadi sasaran pesan yang akan kita sampaikan.
b. Empathy komunikasi yang efektif akan dengan mudah tercipta jika komunikator memiliki sikap empathy. Empathy artinya kemampuan seorang komunikator dalam Memahami dan menempatkan dirinya pada situasi atau kondisi yang dihadapi orang lain.
c. Audible Audible adalah pesan yang kita sampaikan dapat diterima oleh penerima pesan melalui media atau delivery channel.
d. Care berarti komunikator memberikan perhatian kepada lawan komunikasinya. Komunikasi yang efektif akan terjalin jika audience lawan komunikasi personal merasa diperhatikan.
e. Humble Humble adalah sikap rendah hati untuk membangun rasa saling menghargai.
Langkah-langkah untuk membangun komunikasi efektif adalah sebagai berikut:
a. Memahami Maksud dan Tujuan Berkomunikasi
b. Mengenali Komunikan
c. Menyampaikan Pesan dengan Jelas
d. Menggunakan Alat Bantu yang Baik
e. Memusatkan Perhatian
f. Menghindari Gangguan Komunikasi
g. Membuat Suasana yang Menyenangkan
h. Menggunakan Bahasa Tubuh (body language) yang benar.
Standar akreditasi mensyaratkan agar rumah sakit menyusun cara komunikasi yang efektif, tepat waktu, akurat, lengkap, jelas, dan dapat dipahami penerima.
Bentuk komunikasi yang rawan kesalahan diantaranya adalah
a. instruksi untuk penatalaksanaan pasien yang diberikan secara lisan atau melalui telepon.
b. pelaporan hasil tes abnormal
Sehingga Kebijakan dan atau prosedur itu harus memuat:
a. Perintah lengkap, lisan dan lewat telepon, atau hasil tes dicatat si penerima.
b. Perintah lengkap, lisan dan lewat telepon, atau hasil tes dibaca-ulang si penerima.
c. Perintah dan hasil tes dikonfirmasikan oleh individu si pemberi perintah atau hasiltes.
d. Pelaksanaan yang konsisten dari verifikasi tepat-tidaknya komunikasi lisan danlewat telepon.
e. Alternatif yang diperbolehkan bila proses membaca-ulang tidak selalu dimungkinkan, misalnya di ruang operasi dan dalam situasi darurat di bagian gawat darurat atau unit perawatanintensif.
Dalam profesi keperawatan komunikasi menjadi lebih bermakna karena merupakan metode utama dalam mengimplementasikan proses keperawatan karena :
a. Komunikator merupakan peran sentral dari semua peran perawat yang ada.
b. Kualitas komunikasi adalah faktor kritis dalam memenuhi kebutuhan klien.
Faktor yang tidak mendukung komunikasi efektif yaitu:
a. Tanpa komunikasi yang jelas, dapat memberikan pelayanan keperawatan yang tidak efektif.
b. Tidak dapat membuat keputusan dengan klien/keluarga.
c. Tidak dapat melindungi klien dari ancaman kesejahteraan.
d. Tidak dapat mengkoordinasi dan mengatur perawatan klien serta memberikan pendidikan kesehatan.
Metode Komunikasi Efektif keselamatan pasien
a. Speak Up
Speak up berfokus pada peningkatan profesional perawatan untuk peningkatan mutu layanan dan patient safety (Palatnik, 2016).
Saat tenaga kesehatan tidak menyampaikan suara dengan hal yang dialami, maka organisasi kehilangan waktu untuk meningkatkan dan proses perbaikan (Levine et al., 2020). Manajer yang menangani perawatan berperan utama mempengaruhi staf untuk speak up (Hu & Broome, 2020).
b. I S B A R
Komunikasi ISBAR merupakan komunikasi efektif dalam pelaksanan pelaporan perawat. Bentuk komunikasi:
1) I (Introduction) : Perawat memperkenalkan diri secara singkat. Dilakukan saat melakukan operan atau dinas pada shift berikutnya.
Perkenalan bukan hanya pada pasien, namun keluarga juga dilibatkan. - Memberikan salam sebelum masuk ruangan - Mengenalkan diri ke pasien (jika sebelumnya belum ada interaksi atau pasien baru masuk)/sebutkan nama apabila interaksi pernah terjadi. - Tujuan perawat disampaikan pada pasien atau keluarga
Contoh : Selamat pagi dokter, saya perawat Dely, yang bertugas di ruang perawatan wanita. Saat ini sedang merawat Tn. H, usia 58 tahun, ruang Mawar, Diagnosa Medis : Hipertensi.
2). Fase Kerja (perawat shift sebelumnya dan perawat shift selanjutnya bersama pasien/keluarga)
S : Situation (kondisi pasien)
Bagaimana situasi yang akan dibicarakan/dilaporkan?
1) Mengidentifikasi nama diri petugas dan pasien;
2) Diagnosamedis;
3) Apa yang terjadi dengan pasien
B : Background ( riwayat penyakit seblumnya)
Apa latar belakang informasi klinis yang berhubungan dengan situasi?
1) Obat saat ini dan alergi;
2) Tanda-tanda vital terbaru;
3) Hasil laboratorium : tanggal dan waktu tes dilakukan dan hasil tes sebelumnya untuk perbandingan;
4) Riwayat medis;
5) Temuan klinis terbaru.
A : “ Assesment (penilaian terhadap pasien tersebut)
Assessment : berbagai hasil penilaian klinis perawat 1
) Apa temuanklinis?;
2) Apa analisis dan pertimbangan perawat?;
3) Apakah masalah ini parah atau mengancam kehidupan?
R : Recommendation (tindak lanjut penyelesaian masalah)
Recommendation : apa yang perawat inginkan terjadi dan kapan?
1) Apa tindakan / rekomendasi yang diperlukan untuk memperbaiki masalah?;
2) Apa solusi yang bisa perawat tawarkan kepada dokter?;
3) Apa yang perawat butuhkan dari dokter untuk memperbaiki kondisi pasien?;
4) Kapan waktu yang perawat harapkan tindakan ini terjadi?
Komunikasi SBAR adalah kerangka teknik komunikasi yang disediakan untuk petugas kesehatan dalam menyampaikan kondisi pasien. SBAR adalah metode terstruktur untuk mengkomunikasikan informasi penting yang membutuhkan perhatian segera dan tindakan berkontribusi terhadap eskalasi yang efektif dan meningkatkan keselamatan pasien. SBAR juga dapat digunakan secara efektif untuk meningkatkan serah terima antara shift atau antara staf di daerah klinis yang sama atau berbeda. Melibatkan semua anggota tim kesehatan untuk memberikan masukan ke dalam situasi pasien termasuk memberikan rekomendasi. SBAR memberikan kesempatan untuk diskusi antara anggota tim kesehatan atau tim kesehatan lainnya.
Adapun keuntungan dari penggunaan metode SBAR adalah:
a. Kekuatan perawat berkomunikasi secaraefektif.
b. Dokter percaya pada analisa perawat karena menunjukkan perawat paham akan kondisi pasien.
c. Memperbaiki komunikasi sama dengan memperbaiki keamanan pasien.
Keuntungan metode SBAR
a. Perawat mendapatkan pengkajian kondisi pasien terkini.
b. Perawat mengkumpulkan data-data yang diperlukan yang berhubungan dengan kondisi pasien yang akan dilaporkan.
c. Perawat memastikan diagnosa medis pasien dan prioritas masalah keperawatan yang harus dilanjutkan.
d. Perawat membaca dan memahami catatan perkembangan terkini & hasil pengkajian perawat shift sebelumnya.
e. Perawat menyiapkan medical record pasien termasuk rencana perawat harian.
Adapun contoh komunikasi efektif SBAR antar shift dinas/ serah terima :
*Situation (S) :
- Nama : Tn.A umur 35 tahun, tanggal masuk 5 Januari 2020 sudah 3 hari perawatan,
- Dokter Penanggung Jawab : dr. Handoko, SpPD, diagnosa medis : Gagal ginjal kronik.
Masalah keperawatan: a. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit lebih b. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
*Background (B):
- Pasien bedrest total , urine 50 cc/24 jam, balance cairan 1000 cc/ 24 jam.
- Anoreksia selama dirawat, ureum 300 mg/dl.
- Pasien program HD 2x seminggu Senin dan Kamis.
- Terpasang infuse NaCl 10 tetes/menit
- Dokter sudah menjelaskan penyakitnya tentang gagal ginjal kronik
- Diet : rendah protein 1 gram
*Assessment (A) :
- Kesadaran compos mentis, TD 140/80 mmHg, Nadi 100x/menit, suhu 37,2 OC, RR 24 x/menit, oedema pada ekstremitas bawah, tidak sesak napas, urine sedikit, eliminasi faeses baik.
- Hasil laboratorium terbaru : Hb 9,2 mg/dl, albumin 3, ureum 237 mg/dl
- Pasien masil mengeluh mual.
*Recommendation (R) :
- Awasi balance (intake-output) cairan
- Batasi asupan cairan
- Konsul ke dokter untuk pemasangan dower kateter
- Pertahankan pemberian pemberian deuritik injeksi furosemit 3 x 1 amp bantu pasien memenuhi kebutuhan dasar pasien
- Jaga aseptic dan antiseptic setiap melakukan prosedur.
Contoh komunikasi efektif SBAR antar perawat dengan dokter lewat telepon :
*Situation (S) :
- Selamat pagi Dokter, saya Ahmad perawat Ruang Mawar
- Melaporkan pasien nama Tn A mengalami penurunan pengeluaran urine 40 cc/24 jam, mengalami sesak napas.
*Background (B) :
- Diagnosa medis gagal ginjal kronik, tanggal masuk 5 Januari 2013, program HD hari Senin-Kamis.
- Tindakan yang sudah dilakukan posisi semi fowler, sudah terpasang dower kateter, pemberian oksigen 3 liter/menit 15 menit yang lalu.
- Obat injeksi diuretic 3 x 1 amp - TD 150/80 mmHg, RR 30 x/menit, Nadi 100 x/menit, oedema ekstremitas bawah dan asites
- Hasil laboratorium terbaru : Hb 9 mg/dl, albumin 3, ureum 237 mg/dl
- Kesadaran composmentis, bunyi nafas rongki.
*Assessment (A) :
- Saya pikir masalahnya gangguan pola nafas dan gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit lebih
- Pasien tampak tidak stabil Recommendation (R) :
- Haruskah saya mulai dengan pemberian oksigen NRM ?
- Apa advise dokter? Perlukah peningkatan diuretic atau syringe pump ?
- Apakah dokter akan memindahkan pasien ke ICU?
Reference
http://repository.uki.ac.id/9636/1/KomunikasiEfektifDalamKeselamatanPasien.pdf