Pengertian Kewirausahan (Entrepreneurship)
Berdasarkan Instruksi Presidan RI No 4 tahun 1995 :
Kewirausahaan adalah semangat, sikap, perilaku dan kemampuan seseorang dalam menangani usaha atau kegiatan yang mengarah pada upaya mencari, menciptakan, menerapkan cara kerja, tehnologi, dan produk baru dengan meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih baik dan atau memperoleh keuntungan yang lebih besar.
Kewirausahan (Entrepreneurship) sebagai disiplin ilmu adalah disiplin ilmu yang mempelajari tentang nilai, kemampuan, dari perilaku seseorang dalam menghadapi tantangan hidup untuk memperoleh peluang dengan berbagai risiko yang mungkin di hadapi.
Kewirausahan (Entrepreneurship) dalam konteks bisnis menurut Thomas W. Simmerer (1966) adalah hasil dari suatu disiplin serta proses sistimatis penerapan kreativitas dan inovasi dalam memenuhi kebutuhan dan peluang pasar.
Schumpeter (1912) : wirausaha tidak selalu berarti pandangan atau manajer, tetapi sesorang yang unik yang memiliki keberanian dalam mengambil risiko dan memperkenalkan produk produk inovatif serta tehnologi baru kedalam perekonomian. Sehingga produk Inovatif tersebut diikuti kemudian tersebar dalam kehidupan ekonomi.
Peter F Drucker (1994): Kewirausaah adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda.
Peter Hisrich (1995) : Proses menciptakan sesuatu yang berbeda untuk menghasilkan nilai dengan mencurahkan waktu dan usaha diikuti penggunaan uang, fisik, risiko, sehingga menghasilkan balas jasa yang berupa uang, serta kepuasan dan kebebasan pribadi.
Istilah Wirausaha dimaknai sama dengan Entrepreneur berasal dari bahasa Prancis yaitu:
“enterprende” = melakuukan, memulai, berusaha melakukan tindakan, mengorganisi dan mengatur. Sedangkan Wirausaha berasal dari kata ;
"Wira = utama, gagah, luhur, berani, teladan dan pejuang
"Usaha = penciptaan kegiatan dan atau berbagai aktivitas bisnis.
“Wirausaha juga identik dengan wiraswasta :
"Wira = utama, gagah, luhur, berani, teladan dan pejuang
"Swa = sendiri
"Stra = berdiri
"Swasta = berdiri diatas kaki sendiri, yang maknanya berdiiri di atas kemauan dan atau kemampuan sendiri
Dapat disimpulkan bahwa kewirausahaan adalah hal hal atau upaya yang berkaitan dengan penciptaan kegiatan atau usaha atau aktivitas bisnis atas dasar kemauan dan kemampuan sendiri.
Perkembangan
Abad ke-18 tahun 1755, Ricard Cantillon orang Irlandia, orang yang pertama kali mengenalkan enterpreneur (wirausaha) adalah seseorang yang menanggung risiko, dengan cara membeli barang di daerah daerah tertentu dan menjualnya di daerah lain dengan harga yang tidak pasti.
Abad ke-20 (1901-2000) ;
Entrepreneurship mulai dikenalkan di beberapa benua Eropa. Di belanda dikenalkan sebagai ondernemer, di jerman dikenalkan sebagai Unternehmer
Tahun 1950-an ;
Entrepreneurship mulai dirintis di beberapa benua Eropa diantaranya Amerika dan Kanada
Tahun 1970-an
Beberapa Universitas di Eropa sudah mengajarkan kewirausahaan, managemen usaha kecil dan usaha besar.
Tahun 1980-an ;
Di Amerika hampir 500 sekolah sudah memberikan pendidikan Kewirausahaan.
Di Indonesia masih terbatas di perguruan tertentu
Di Indonesia, istilah Kewirausahan (Entrepreneurship) mengalami perkembangan.
- Pada masa Soekarno (17 Agustus 1950 – 12 Maret 1967), entrepreneurship lebih populer dengan kata berdikari.
- Pada masa Soeharto (27 Maret 1968 – 21 Mei 1998) umumnya diartikan kewiraswastaan.
- Dan pada masa reformasi (1998–2004), entrepreneurship dimaknai kewirausahaan (Purnomo, 2010)
Teori Kewirausahaan
Teori ekonomi
Teori ini mengungkapkan bahwa wirausahawan bisa nampak dan meningkat jika ada peluang ekonomi, sehingga dalam meningkatkan usaha bisa berupa perbuatan, yaitu:
- Berniat untuk membuat peluang ekonomi
- Menyebarkan informasi yang luas mengenai peluang ekonomi
- Menawarkan dorongan supaya orang dapat mengambil resiko
- Menjadi inovator serta membentuk organisasi.
Tokoh-tokoh dalam aliran ini diantaranya: Cantilon, Schumpter, Leibenstein dan Broehl. Berkaitan dengan teori ekonomi, perkembangan kewirausahaan bisa dicari dari pendekatan classical, neoclassical, dan austrian market process. Murphy, Liao, dan Welsch menjelaskan:
- Classical
Pendekaan classical menegaskan tidak pastian dan risiko terlihat penting. Kepunyaan dan status bukan mempehatikan sebagai sesuatu yang pasti dibutuhkan pengusaha. Inovasi dan koordinasi merupakan aspek yang menonjol dalam kegiatan kewirausahaan. Inti dari pendekatan klasik yaitu penawaran, permintaan, serta harga jangka pendek.
- Neoclassical
Pendekatan neoklasik hadir sebagai responden terhadap kekurangan pendekatan klasik yang memperkirakan keseimbangan. Para pendukung pendekatan neoklasik beranggapan bahwa perkiraan ekuilibrium tidak sesuai dengan harga jangka pendek relatif. Konsep penurunan marginal utility dan biaya produksi ralatif. Konsep penurunan marginal utility hadir sebagai penjelasan dari kegiatan ekonomi. Fokusnya tidak pada akumulasi modal melainkan pada kombinasi baru dari sumber daya yang ada. Pengusaha berperan dalam menyesuaikan bagian sumber daya karena adanya perubahan seperti peningkatan penawaran, penuruna permintaan dan situasi keseimbangan. pengusaha menciptakan produk baru, metode produksi baru, memberitahukan sumber daya baru atau bentuk organisasi baru yang selanjutnya menimbulkan kondisi lama menjadi usang. pengusaha membuat perubahan di lingkungan dan menanggapi perubahan tersebut.
- Proses pasar Austria
Pendekatan ini menegaskan terhadap kegiatan manusia dan menyajikan susunan kerja konseptual untuk kewirausahaan yang lebih kaya. Penekanannya adalah pada bagaimana mengembangkan pemahaman yang diperlukan untuk mengetahui peluang dan menciptakan keputusan sempurna. Pendekatan ini menjelaskan bahwa jika pemahaman dikomunikasikan di sistem pasar, misal lewat keterangan harga, sehingga muncul inovasi dan pengusaha mengetahui cara menciptakan produk baruatau cara yang lebih efektif untuk menciptakan produk baru, sehingga keuntungan bisa didapat dari pengetahuan tersebut. Pendekatan neoklasik tidak menerangkan kegiatan ini. Proses pasar Austria mengingat lingkungan tidak selalu menyajikan output yang mirip dalam sistem ekonomi. Pengusaha memperoeh insentif dengan menggunakan pemahaman untuk mendapatkan nilai. Dibangun di atas gagasan neoklasik, proses pasar industri menempatkan kewirausahaan sebagai penggerak sistem pasar.
Teori psikologi
Teori ini menunjukkan bahwa kesuksesan seorang entrepreneur tidak terpaut pada kondisi lingkungan, namun pada aspek personalitas. Dalam teori ini dijelaskan bahwa ikatan antara perilaku entrepreneurship dengan keperluan untuk kebutuhan berprestasi (need for achievement) sangat melekat. Keperluan berprestasi dibentuk sejak masa anak-anak antara lain melalui konten bacaan bagi anak sekolah dasar. Karena itu, kebutuhan berprestasi harus ditanamkan sejak usia dini. Tokoh dalam teori ini adalah David Mc.Clelland.
Teori perilaku
Teori ini menunjukkan bahwa perilaku seorang wirausaha merupakan hasil kerja yang berlandaskan pada rencana dan prinsip, tidak disebabkan oleh ciri kepribadian seseorang atau intuisi seseorang. Jadi menurut teori ini, entrepreneurship bisa diketahui dan dikendalikan dengan tersusun, sistematik dan terencana
Teori Sosiologi
Perusahaan sosiologis fokus pada kondisi sosial. Dalam istilah yang berbeda, pada teori sosiologis tahap analisisnya secara tradisional yaitu kemasyarakatan. Menurut Reynolds pernah memperkenalkan empat kondisi sosial yang terkait dengan peluang entrepreneurship. Pertama, jejaring sosial. Maka difokuskan dengan membuat hubungan sosial yang menyebarkan kepercayaan dan tidak oportunisme. Dalam hal lain, entrepreneur tidak boleh menerima profit yang tidak sewajarnya dari orang-orang supaya bisa sukses. Kedewasaan muncul sebagai hasil dari menjaga kepercayaan dengan orang lain
Selanjutnya menyebutkan kondisi kehidupan yang menyangkut analisis keadaan kehidupan dan konteks seseorang yang telah mengambil keputusan untuk menjadi entrepreneur. Pengalaman manusia dapat menyadarkan pandangan dan perbuatannya maka mereka hendak menjalankan sesuatu yang berarti bagi kehidupannya. Kemudian pengenalan etnik. Konteks sosiologis seseorang merupakan salah satu faktor penentu "dorongan" dalam menjadi seorang pengusaha. Misalnya, konteks sosial seseorang memastikan seberapa jauh ia bisa melangkah. Kelompok terpinggirkan yang mungkin mematahkan semua rintangan dan berujung untuk sukses, mendukung konteks mereka yang kurang beruntung untuk membuat hidup lebih baik. Konteks sosial berikutnya disebut ekologi populasi. Identitas merupakan faktor lingkungan yang berperan penting dalam kelangsungan bisnis. Beberapa faktor lingkungan yang mempengaruhi kelangsungan usaha baru atau keberhasilan pengusaha adalah sistem politik, peraturan pemerintah, pelanggan, karyawan serta persaingan
Teori Antropologi
Antropologi merupakan pelajaran mengenai asal usul, pertumbuhan, keterampilan, dan kemampuan suatu populasi. Dengan kata lain, kebiasaan komunitas di masyarakat. Teori antropologi mengungkapkan bahwa bagi seseorang yang sukses dalam memulai bisnis, kehidupan sosial budaya harus diterapkan atau tidak. Penekanan disisni ada pada kebiasaan model kewirausahaan. Gaya tersebut mengungkapkan bahwa bisnis baru dibuat oleh akibat budaya seseorang. Praktik budaya mengarah pada perilaku kewirausahaan seperti inovasi yang juga berfokus pada tingkah laku penciptaan bisnis. Kebangsaan mempengaruhi perbuatan dan tingkah laku serta mencerminkan budaya etnis, sosial, ekonomi, ekologi, dan politik tertentu ari seseorang. Maka dari itu, lingkungan budaya bisa menghasilkan perbedaan perilaku serta perbedaan tingkah laku kewirausahaan
Paradigma
Paradigma Lama
Kewirausahaan adalah urusan pengalaman langsung di lapangan. Merupakan bakat bawaan sejak sehingga kewirausahaan tidak dapat dipelajari da di ajarkan .
Paradigma Baru
- Kewirausahaan telah menjadi suatu disiplin ilmu yang independen
- Memiliki Body of Knowledge : Teori, Konsep dan metode
- mempelajari tentang nilai, kemampuan (ability) dan perilaku seseorang dalam menghadapi tantangan hidup untuk memperoleh peluang dengan berbagai resiko yang mungkin dihadapinya
Jenis Wirausaha
Beberapa ahli mengelompokkan Jenis Wirausaha berbeda beda. Ada yang berdasarkan pemilikan, perkembangan, kegiatan usaha.
Roopke (1995) mengelompokkan wirausaha berdasarkan peran, yaitu
- Wirausaha Rutin; yaitu wirausaha yang dalam kegiatan sehari harinya cenderung fokus pada pemecahan masalah dan perbaikan standar prestasi tradisional, tidak menyusun dan mengalokasikan sumber daya
- Wirausaha Arbitrase; yaitu wirausaha yang selalu mencari peluang melalui kegiatan penemuan (pengetahuan) dan pemanfaatan peluang. Wirausaha ini tidak melibatkan pembuatan barang dan penyerapan dana pribadi. Kegiatan ini memanfaatkan perbedaan harga jual dan beli. Contoh saham.
- Wirausaha Inovatif; yaitu wirausaha yang dinamis menghasilkan iden dan kreasi baru yang berbeda. Melakukan inovasi dalam produk, hasil, sumber pengadaan dan organisasi baru yang relevan
Prinsip Prinsip Kewirausaha
Prinsip kewirausahaan menurut Mahyudin adalah :
- Harus Optimis; sikap optimis merupakan prinsip yang harus dimiliki untuk dapat memotivasi kesadaran wirausahawan. Sikap optimis menjadikan usahawan lebih yakin bahwa usaha yang ditekuni akan berhasil dengan baik
- Ambisius; Wirausahawan harus punya ambisi besar apapun usaha yang di jalani
- Dapat membaca peluang pasar ; merupakan prinsip mutlak yang harus dimiliki wirausahawan, baik usaha lokal, regional maupun international. Dengan kita mampu melihat peluang maka kita dapat menggunakan peluang tersebut untuk mendapatkan keuntungan.
- Sabar ; kesabaran, ketekunan dan ulet penting dimiliki agar dapat dengan mudah memahami, mengatasi, mencegah dan menghadapi masalah yang ditemukan saat menjalankan sebuah usaha.
- Jangan Putus asa; sebuah usaha mengalami pasang surut, sehingga wirausahawan harus pantang menyerah, karena ketika menyerah berarti kesuksesan yang diinginkan akan gagal.
- Jangan takut gagal; kegagalan adalah kesuksesan yang tertunda. Menekuni wirausaha harus memiliki keberanian untuk memulai untuk menyelami usaha yang Anda sukai. Cari usaha yang disukai (tidak ada rasa terpaksa) yang membuat betah untuk mengurusnya dalam 24 jam
Prinsip kewirausahaan menurut Khafidlul ulum adalah :
- Passion (semangat); penghargaan seorang wirausaha tidak terletak pada tujuannya melainkan pada proses dan perjalanan usahanya. Sehingga dalam menjalankan usahanya harus penuh semangat agar dapat mencapai keberhasilan
- Independent (mandiri); kemandirian seorang wirausa menghindari ketergantungan dari pihak pihak/para pemangku kepentingan dalam usaha kita.
- Marketing sensitivity (peka terhadap pasa)
- Creative dan Innovative (kreatife dan inovatif); merupakan modal utama dalam wirausaha. Seorang wirausaha tidak boleh berhenti berkreasi dan berinovasi.
- Calculated risk taker (mengambil risiko penuh perhitungan); risiko selalu ada dimanapun kita berada, sehinggo risiko kita harus hadapi melalui perhitungan sebelum membuat suatu keputusan dalam wirausaha.
- Persistent (pantang menyerah)
- Hight ethical standart (berstandar Etika Tinggi); Etika adalah ilmu tentang baik dan buruk dan tentang hak dan kewajiban moral. Di Indonesia memiliki undang undang perlindungan konsume. Bisa dipakei sebagai pegangan dalam etika bisnis
- Jujur adalah mata uang adalah mata uang yang berlaku di mana mana (pitagoras), jujur pada pemasok, pelanggan dan pemangku kepentingan
HOME CARE
Bisnis home care
adalah bisnis yang independen yang menyediakan tenaga kesehatan seperti dokter, perawat, fisioterapis, team gizi dll.
Definisi:
Homecare, atau perawatan di rumah, merujuk pada layanan kesehatan dan perawatan yang diberikan kepada individu di lingkungan rumah mereka sendiri. Layanan ini dapat mencakup berbagai jenis perawatan medis dan non-medis yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan kesehatan dan kesejahteraan pasien dalam suasana yang lebih nyaman dan pribadi.
Homecare biasanya dilakukan oleh tenaga medis profesional seperti perawat, terapis, atau dokter, dan bisa juga melibatkan bantuan dari anggota keluarga dan caregiver non-profesional.
Tujuan:
- Meningkatkan Kualitas Hidup:
- Homecare bertujuan untuk memberikan perawatan yang meningkatkan kualitas hidup pasien dengan memastikan mereka tetap dalam lingkungan yang akrab dan nyaman, serta memungkinkan mereka untuk menjalani rutinitas harian mereka dengan sebaik mungkin.
- Memberikan Perawatan yang Disesuaikan:
- Layanan ini dirancang untuk memenuhi kebutuhan spesifik pasien dengan memberikan perawatan yang disesuaikan berdasarkan kondisi kesehatan individu, sehingga dapat menangani masalah kesehatan dengan cara yang paling efektif dan sesuai.
- Mengurangi Kebutuhan untuk Perawatan Rumah Sakit:
- Homecare membantu mengurangi frekuensi dan durasi kunjungan ke rumah sakit dengan memberikan perawatan yang diperlukan di rumah, sehingga pasien dapat pulih atau mengelola kondisi kesehatan mereka tanpa harus tinggal di fasilitas medis.
- Memberikan Dukungan kepada Keluarga:
- Selain merawat pasien, homecare juga mendukung keluarga dengan memberikan edukasi tentang perawatan pasien, serta bantuan dalam mengelola kebutuhan sehari-hari yang mungkin sulit dilakukan tanpa bantuan profesional.
- Meningkatkan Kemandirian Pasien:
- Dengan bantuan tenaga medis yang berkunjung secara teratur, homecare bertujuan untuk memperkuat kemandirian pasien dan membantu mereka mempertahankan keterampilan hidup sehari-hari sebanyak mungkin.
- Menjamin Keamanan dan Kenyamanan:
- Homecare memastikan bahwa pasien menerima perawatan yang aman dan nyaman di rumah mereka sendiri, dengan meminimalkan risiko infeksi atau komplikasi yang mungkin terjadi di lingkungan rumah sakit.
Apa prinsip perawatan home care?
Prinsip perawatan home care adalah pelayanan keperawatan kesehatan yang dilaksanakan secara berkelanjutan, komprehensif, intensif serta mengutamakan upaya yang promotif dan preventif.
2. Manfaat Homecare**
Manfaat Homecare Bagi Pasien
1. Perawatan Personal yang Terfokus
Homecare menawarkan perawatan yang sangat personal dan terfokus pada kebutuhan individu pasien. Dengan tenaga medis atau perawat yang datang ke rumah, pasien menerima perhatian penuh dalam lingkungan yang nyaman dan akrab.
2. Kenyamanan dan Keamanan Lingkungan Rumah
Pasien dapat tetap berada di lingkungan rumah mereka yang familiar, yang dapat meningkatkan rasa nyaman dan mengurangi stres. Lingkungan rumah juga memungkinkan pasien untuk beristirahat dengan lebih baik dan merasa lebih rileks.
3. Kualitas Hidup yang Lebih Baik
Perawatan di rumah memungkinkan pasien untuk tetap terhubung dengan keluarga dan teman-teman mereka, yang dapat meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan. Dukungan emosional dari orang-orang terdekat juga sangat bermanfaat.
4. Fleksibilitas dalam Jadwal Perawatan
Homecare menawarkan fleksibilitas dalam penjadwalan perawatan, memungkinkan pasien untuk mengatur waktu perawatan sesuai dengan kebutuhan dan rutinitas pribadi mereka. Ini juga memudahkan penyesuaian perawatan sesuai perkembangan kondisi pasien.
5. Pengurangan Risiko Infeksi
Dengan berada di rumah, pasien mengurangi risiko terpapar infeksi yang sering ada di rumah sakit atau fasilitas perawatan kesehatan lainnya. Ini sangat penting bagi pasien dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah.
Manfaat Bagi Keluarga
1. Kenyamanan dan Kedekatan
Keluarga dapat merasa lebih tenang karena pasien berada di rumah, dikelilingi oleh orang-orang yang mereka cintai. Ini mempermudah keluarga untuk memberikan dukungan emosional dan terlibat dalam perawatan sehari-hari.
2. Fleksibilitas dan Kemudahan
Homecare mengurangi beban keluarga dalam hal transportasi dan kunjungan ke fasilitas medis. Keluarga dapat lebih mudah mengatur waktu mereka untuk membantu pasien dan berpartisipasi dalam perawatan.
3. Penghematan Biaya
Perawatan di rumah seringkali lebih hemat biaya dibandingkan dengan perawatan di rumah sakit atau fasilitas perawatan jangka panjang. Ini membantu keluarga mengelola anggaran dengan lebih baik.
4. Pendidikan dan Dukungan
Tim homecare biasanya memberikan edukasi kepada keluarga tentang cara merawat pasien, termasuk pengelolaan kondisi medis dan penggunaan peralatan medis. Ini memperlengkapi keluarga dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk mendukung pasien.
5. Mengurangi Stres dan Beban Emosional
Dengan adanya bantuan profesional, keluarga tidak perlu merasa terbebani oleh tanggung jawab perawatan medis yang kompleks. Ini dapat mengurangi stres dan beban emosional yang mungkin timbul dari perawatan intensif di rumah.
Apa saja keuntungan home care dibandingkan dengan pelayanan yang ada di rumah sakit?
Tentu saja lebih hemat karena tidak memerlukan biaya untuk ruangan, biaya administrasi, transportasi. Selain itu juga penanganannya lebih intensif dan perawatannya secara privat.
Layanan Homecare
1. Layanan Medis
- Perawatan oleh dokter
- Pemberian obat
- Pemantauan kondisi kesehatan
2. Layanan Perawatan
- Pemenuhan Kenutuhan Dasar
- Pemasangan dan perawatan infus,
Perawatan luka
- Bantuan mobilitas
- Perawatan Lansia, dll
Penyakit apa saja yang paling membutuhkan pelayanan home care?
Pasien dengan pengidap kasus penyakit gagal jantung, gangguan oksigenasi, gangguan fungsi perkemihan, diabetes, dan penyakit kronis lainnya.
3. Layanan Rehabilitasi
- Fisioterapi
- Terapi okupasi
- Terapi wicara
4. Layanan Dukungan Psikologis dan Sosial
- Konseling
- Dukungan emosional
- Aktivitas sosial
III. Persiapan dan Rencana Perawatan
1. Penilaian Kebutuhan
- Evaluasi kesehatan pasien
- Identifikasi kebutuhan spesifik
2. Rencana Perawatan
- Tujuan perawatan
- Jadwal perawatan
3. Koordinasi dengan Profesional Kesehatan
- Kolaborasi dengan dokter
- Rujukan ke spesialis jika diperlukan
IV. Tim Homecare
1. Peran dan Tanggung Jawab Anggota Tim
- Perawat
- Terapis
- Tenaga medis lainnya
2. Rekrutmen dan Pelatihan
- Kualifikasi dan sertifikasi
- Program pelatihan
3. Komunikasi dan Koordinasi
- Komunikasi internal
- Komunikasi dengan keluarga pasien
V. Manajemen Homecare
1. Jadwal dan Penjadwalan
- Pengaturan jadwal kunjungan
- Penjadwalan layanan medis
2. Pemantauan dan Evaluasi
- Pemantauan kualitas layanan
- Evaluasi kepuasan pasien dan keluarga
3. Pengelolaan Keuangan
- Biaya layanan
- Asuransi dan klaim
VI. Kepatuhan dan Standar
1. Regulasi dan Peraturan
- Regulasi pemerintah
- Standar industri
2. Praktik Keamanan dan Kesehatan
- Protokol infeksi
- Perlindungan pasien
3. Pendidikan dan Pelatihan Berkelanjutan
- Pelatihan berkala
- Update regulasi dan prosedur
VII. Tantangan dan Solusi
1. Tantangan Umum
- Keterbatasan sumber daya
- Keterbatasan dalam koordinasi
2. Solusi dan Strategi
- Pengelolaan sumber daya
- Teknik komunikasi efektif
2. Proyeksi dan Pengembangan Masa Depan
- Inovasi dalam homecare
- Tren dan prediksi
BISNIS LEGAL
Bisnis home care harus ada wadah dan pengelolanya. Sehingga bisnis home care harus punya tempat dimana mengelola sumber daya
- Ijin usaha : pendirian Pt atau YAYASAN
- Ijin pelayanan STR, SIPP
- Strategi Pemasaran : Media Cetak, Media elektronik
- Penilaian Mutu layana : Input, Proses, output, monev
Pembiayaan Home Care
- Penghasilan homecare :
dari setiap pasien yang dirawat (penginapan dan perawatan) .
- Hal-hal yang dibiayai oleh homecare:
- cicilan rumah
- listrik gas air telepon
- lisensi,
- pelatihan perawat,
- harus menggaji perawat,
- bensin untuk antar jemput pasien ke dokter.
Berikut adalah beberapa dasar hukum yang relevan untuk pendirian home care:
- Undang-Undang Kesehatan (UU No. 36 Tahun 2009):
- UU ini memberikan kerangka umum tentang sistem kesehatan di Indonesia, termasuk hak dan kewajiban masyarakat dalam mendapatkan pelayanan kesehatan serta penyelenggara layanan kesehatan.
- Peraturan Pemerintah (PP) No. 47 Tahun 2016 tentang Pelayanan Kesehatan:
- Peraturan ini mengatur tentang penyelenggaraan pelayanan kesehatan, termasuk perizinan dan standar pelayanan yang harus dipenuhi oleh penyelenggara layanan kesehatan.
- Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) No. 75 Tahun 2014 tentang Puskesmas:
- Meskipun fokus pada puskesmas, beberapa prinsip dalam peraturan ini dapat berlaku untuk penyelenggaraan home care, seperti standar pelayanan dan kualitas kesehatan.
- Permenkes No. 20 Tahun 2019 tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Kesehatan Nasional:
- Mengatur tentang pelaksanaan jaminan kesehatan, termasuk layanan kesehatan yang bisa diakses di rumah.
- Peraturan Daerah (Perda):
- Peraturan daerah di tingkat provinsi atau kabupaten/kota juga bisa memiliki ketentuan terkait penyelenggaraan layanan kesehatan, termasuk home care. Pastikan untuk memeriksa regulasi lokal yang mungkin berlaku di wilayah tempat home care didirikan.
- Standar Akreditasi:
- Layanan home care sering kali perlu memenuhi standar akreditasi yang ditetapkan oleh lembaga akreditasi kesehatan, seperti Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS), meskipun fokus utama mereka adalah rumah sakit, prinsip-prinsip akreditasi bisa diadaptasi untuk home care.
- Pedoman Etika dan Praktik:
- Patuhi pedoman etika dan praktik yang ditetapkan oleh organisasi profesi kesehatan terkait seperti Ikatan Dokter Indonesia (IDI) atau asosiasi perawat.
- Izin Usaha:
- Pendirian home care juga memerlukan izin usaha dari pemerintah setempat, yang biasanya melibatkan pengurusan izin dari Dinas Kesehatan dan Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (BPMP-TSP).
https://homecareindonesia.co.id/
https://carepro.co.id/artikel/home-care
Reference
1. Sudaryono, dkk (2011), https://books.google.co.id/books?hl=id&lr=&id=C5pyDwAAQBAJ&oi=fnd&pg=PA1&dq=kewirausahaan&ots=ZNArGVRcqD&sig=7Q3TWpqUWZUzyH6OkafvfsFas18&redir_esc=y#v=onepage&q=kewirausahaan&f=false
Medika (2019) Aspek Legal Pelayanan Home Care, https://jurnalmedika.com/blog/97-Aspek-Legal-Pelayanan-Home-Care